Rabu, 25 November 2015

DESAIN DAN STRUKTUR ORGANISASI

PENGERTIAN DESAIN DAN STRUKTUR ORGANISASI
Robbins (2007) mendefinisikan Struktur Organisasi sebagai penentuan bagaimana pekerjaan dibagi, dibagi, dan dikelompokkan secara formal. Sedangkan organisasi merupakan unit sosial yang dikoordinasikan secara sadar, terdiri dari dua orang atau lebih, dan berfungsi dalam suatu dasar yang relatif terus-menerus guna mencapai serangkaian tujuan bersama.
Dalam konteks Desain Organisasi, Ivancevich (2008) mendefinisikannya sebagai proses penentuan keputusan untuk memilih alternatif kerangka kerja jabatan, proyek pekerjaan, dan departemen. Dengan demikian, keputusan atau tindakan-tindakan yang dipilih ini akan menghasilkan sebuah struktur organisasi.
Jadi, Struktur dan Desain Organisasi adalah pola tentang hubungan antara berbagai komponen dan bagian organisasi. Pada organisasi formal struktur direncanakan dan merupakan usaha sengaja untuk menetapkan pola hubungan antara berbagai komponen, sehingga dapat mencapai sasaran secara efektif. Sedangkan pada organisasi informal, struktur organisasi adalah aspek sistem yang tidak direncanakan dan timbul secara spontan akibat interaksi peserta.
Struktur organisasi-organisasi memberikan kerangka yang menghubungkan wewenang karena struktur merupakan penetapan dan penghubung antar posisi para anggota organisasi. Jika seseorang memiliki suatu wewenang, maka dia harus dapat mempertanggungjawabkan wewenangnya tersebut.

TIGA DIMENSI STRUKTUR ORGANISASI
1.       Kompleksitas
        Kompleksitas merujuk pada tingkatan diferensiasi yang ada di dalam sebuah organisasi, mempertimbangkan tingkat diferensiasi yang ada dalam organisasi termasuk di dalamnya tingkat spesialisasi atau tingkat pembagian kerja, jumlah tingkatan di dalam hirarki organisasi serta tingkat sejauh mana unit-unit organisasi tersebar secara geografis. Ada 3 bentuk diferensiasi, yaitu :
a.       Diferensiasi Horisontal
Merujuk pada tingkat diferensiasi antara unit-unit berdasarkan orientasi para anggotanya, sifat dari tugas yang mereka laksanakan dan tingkat pendidikan dan pelatihannya. Semakin banyak jenis pekerjaan yang ada dalam organisasi yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang istimewa, semakin kompleks pula organisasi tersebut.

b.      Diferensiasi Vertikal
Merujuk pada kedalaman struktur. Makin banyak tingkatan yang terdapat diantara top management dan tingkat hirarki yang paling rendah, makin besar pula terjadinya distorsi dalam komunikasi dan makin sulit mengkoordinasi pengambilan keputusan dari pegawai manajerial, serta makin sukar bagi top manajer untuk mengawasi kegiatan bawahannya.

c.       Diferensiasi Spasial
Merujuk pada tingkat sejauh mana lokasi kantor, pabrik dan personalia sebuah organisasi tersebar secara geografis. Diferensiasi dapat dilihat sebagai perluasan dari dimensi horizontal dan vertical, artinya adalah mungkin untuk memisahkan tugas dan pusat kekuasaan secara geografis. Pemisahan ini mencakup penyebaran jumlah dan jarak.

2.       Formalisasi
Formalisasi yaitu sejauhmana organisasi menyandarkan dirinya pada peraturan dan prosedur untuk mengatur perilaku dari para pegawainya. Formalisasi merujuk pada tingkat sejauh mana pekejaan dalam organisasi itu distandarisasikan. Jika sebuah pekerjaan sangat diformalisasikan maka pemegang pekerjaan itu hanya mempunyai sedikit kebebasan mengenai apa yang harus dikerjakan, bilamana mengerjakannya dan bagaimana harus melakukannya.
Dengan demikian formalisasi adalah suatu ukuran tentang standarisasi.Formalisasi akan diukur dengan menentukan apakah organisasi tersebut mempunyai manual mengenai kebijakan dan prosedur, menilai jumlah keistimewaan peraturannya, melihat kembali uraian pekerjaan untuk melihat tingkat kerumitan. Jika kita berbicara mengenai formalisasi maka kita merujuk pada peraturan tertulis organisasi.

3.       Sentralisasi vs Desentralisasi
        Sentralisasi, merujuk kepada tingkat dimana pengambilan keputusan dikonsentrasikan pada suatu titik tunggal di dalam organisasi. Konsentrasi yang tinggi menyatakan adanya sentralisasi yang tinggi, sedangkan konsentrasi yang rendah menunjukkan sentralisasi yang rendah atau yang disebut Desentralisasi. Dalam Sentralisasi harus memperhatikan Sentralisasi hanya memperhatikan struktur formal dan bukan dengan organisasi informal.
Hambatan sentralisasi :
-          Hanya memperhatikan struktur formal.
-          Memperhatikan kebebasan dalam pengambilan keputusan.
-          Konsentrasi pada seseorang, unit atau tingkat.
-          Kontrol dari top manajemen, tetapi keputusan tetap terletak pada anggota tingkat rendah.
Keuntungan desentralisasi :
-          Setiap manajer mempunyai keterbatasan terhadap jumlah informasi
-          Dapat menanggapi perubahan dengan cepat.
-          Memberi masukan lebih rinci bagi pengambil keputusan.
-          Memotivasi pegawai untuk memberi kesempatan dlm pengambilan keputusan.
-          Memberi peluang pelatihan bagi manajer tingkat rendah.
Keuntungan sentralisasi :
-          Keputusan komprehensif yang akan diambil.
-          Penghematan dan lebih efektif

DESAIN ORGANISASI YANG UMUM
1.       Struktur Sederhana (simple structure)
Struktur sederhana adalah sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar departementalisasi yang rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang terpusat pada seseorang saja, dan sedikit formalisasi. Struktur sederhana paling banyak digunakan oleh usaha-usaha kecil di mana manajer dan pemilik adalah sama.
Kekuatan utama dari struktur sederhana ini terletak pada kesederhanaanya. Cepat, fleksibel, tidak mahal untuk dikelola, dan akuntabilitasnya jelas. Sedangkan kelemahannya adalah tidak bisa diterapkan pada organisasi yang besar. Hal ini karena ketika diterapkan pada organisasi yang besar dimana formalisasi-nya yang rendah dan sentralisasinya yang tinggi akan menyebabkan kelebihan beban (overload) informasi di puncak. Pengambilan keputusan akan berjalan lambat karena tergantung kepada satu orang yaitu pemilik sekaligus pimpinan organisasi.

2.       Struktur Birokrasi
Struktur birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-tugas birokrasi yang sangat rutin yang dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal, tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam berbagai departemen fungsional, wewenang terpusat, rentang kendali sempit, dan pengambilan keputusan mengikuti rantai komando.
Kekuatan utama birokrasi adalah terletak pada kemampuannya menjalankan kegiatan-kegiatan yang terstandar secara efisien. Menyatukan beberapa kekhususan dalam departemen-departemen fungsional menghasilkan skala ekonomi, duplikasi yang minim pada personel dan perlatan, dan karyawan memiliki kesempatan untuk berbicara “dengan bahasa yang sama” di antara rekan-rekan sejawat mereka.
Sedangkan kelemahan struktur birokrasi adalah berlebihan dalam mengikuti aturan, tidak ada ruang untuk modifikasi, kurang inovatif dan birokrasi hanya efisien sepanjang karyawan menghadai masalah-masalah yang sebelumnya sudah diatur dengan jelas cara penyelesaiannya. Artinya, ketika dihadapkan pada permasalahan baru, struktur birokrasi menjadi tidak efisien lagi karena diperlukan aturan-aturan baru untuk menyelesaikan permasalah tersebut.

3.       Struktur Matrik
Struktur matrik adalah sebuah struktur uang menciptakan garis wewenang ganda dan menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk. Struktur ini dapat ditemukan pada agen-agen periklanan, perusahaan pesawat terbang, labolatorium penelitian, rumah sakit, lembaga-lembaga pemerintah, dll.
Kekuatan departementalisasi fungsional terletak misalnya pada penyatuan para spesialis , yang meminimalkan jumlah yang diperlukan sembari memungkinkan pengumpulan dan pembagian sumber-sumber daya khusus untuk seluruh produksi. Sedangkan kelemahannya adalah sulit mengkoordinasi tugas para spesialis fungsional yang beragam agar kegiatan mereka selesai tepat waktu dan tepat anggaran.
Karakteristik struktur matrik ia mematahkan konsep kesatuan komando. Karyawan yang berada dalam struktur matrik memiliki dua atasan (misal manajer produksi dan manajer fungsional). Kelemahan utama dari struktur matrik adalah sering menyebabkan kebingungan yang dapat meningkatkan stres karena ada ambiguitas peran sekaligus dapat menciptakan konflik.

STRUKTUR ORGANISASI MODERN
1.       Struktur Tim
Struktur tim adalah pemanfaatan tim sebagai perangkat sentral untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan kerja. Karakteristik utama struktur tim adalah bahwa struktr ini meniadakan kendala-kendala departemental dan mendesentralisasi pengambilan keputusan ke tingkat tim kerja. Struktur tim juga mendorong karyawan untuk menjadi generalis sekaligus spesialis.

2.       Organisasi Virtual
Organisasi virtual adalah organisasi inti kecil yang menyubkontrakkan fungsi-fungsi utama bisnis secara detail.

3.       Organisasi Nirbatas
Organisasi nirbatas adalah sebuah organisasi yang berusaha menghapuskan rantai komando, memiliki rentang kendali tak terbatas, dan mengganti departemen dengan tim yang diberdayakan.

MODEL STRUKTUR DAN DESAIN ORGANISASI
1.       Model Mekanistik

-          Mechanistic
Pada organisasi yang berbentuk mechanistic, terdapat ciri-ciri yaitu: adanya tingkat formalisasi yang tinggi, tingkat sentralisasi yang tinggi, training atau pengalaman kerja yang sedikit atau tidak terlalu penting, ada span of control yang lebar serta adanya komunikasi yang bersifat vertikal dan tertulis.

-          Mostly Mechanistic
Pada jenis organisasi ini, terdapat ciri-ciri yaitu: adanya formalisasi dan sentralisasi pada tingkat moderat, adanya training-training yang bersifat formal atau wajib, span of control yang bersifat moderat serta terjadi komunikasi tertulis maupun verbal dalam organisasi tersebut

2.       Model Organik
-          Organic
Pada organisasi yang berbentuk organic, maka dalam organisasi ini terdapat tingkat formalisasi yang rendah, terdapat tingkat sentralisasi yang rendah, serta diperlukan training dan pengalaman untuk melakukan tugas pekerjaan. Selain itu terdapat span of control yang sempit serta adanya komunikasi horisontal dalam organisasi.

-          Mostly Organic
Pada organisasi yang berbentuk mostly organic, formalisasi dan sentralisasi yang diterapkan berada di tingkat moderat. Selain itu diperlukan pengalaman kerja yang banyak dalam organisasi ini. Terdapat span of control yang bersifat antara moderat sampai lebar serta lebih banyak komunikasi horisontal yang bersifat verbal dalam organisasi tersebut.



Daftar Pustaka :

http://kutamz-desain.blogspot.co.id/2015/06/struktur-dan-desain-organisasi.html

https://teorionline.wordpress.com/2010/02/07/teori-struktur-organisasi/#more-182

http://nikotrileksono.tumblr.com/post/47681780368/desain-dan-struktur-organisasi

https://prezi.com/7dxwqzggwimd/struktur-dan-desain-organisasi/



Selasa, 20 Oktober 2015

Peranan Komunikasi dalam Organisasi



Pengertian Komunikasi

Istilah manajemen komunikasi adalah relatif baru. Komunikasi itu sendiri bukan merupakan bagian penting dari perbendaharaan ka_ ta manajemen sampai akhir tahun 1940-an dan permulaan 1950-an. Tetapi, sejalan dengan organisasi menjadi semakin."sadar manusia" dalam pendekatan hubungan manusiawi (lihat bab 3) dan sejalan de­ngan para ahli perilaku mulai menerapkan penelitian-penelitian me­reka pada organisasi, komunikasi menjadi bagian penting yang diper­hatikan manajemen. Bagaimanapun juga, komunikasi tetap merupa­kan peralatan (tool) manajemen yang dirancang untuk mencapai tu­juan dan tidak dinilai atas dasar hasil akhir dalam komunikasi itu sen­diri.
Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam ben­tuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang di­gunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, ti­tik putus vokal dan sebagainya. Dan perpindahan yang efektif me­merlukan tidak hanya transmisi data, tetapi bahwa seseorang mengi­rimkan berita dan menerimanya sangat tergantung pada ketrampilan­ketrampilan tertentu (membaca, menulis, mendengar, berbicara dan lain-lain) untuk membuat sukses pertukaran informasi.
Komunikasi, sebagai suatu proses dengan mana orang-orang ber­maksud memberikan pengertian-pengertian melalui pengiringan be­rita secara simbolis, dapat menghubungkan para anggota berbagsa­tuan organisasi yang berbeda dan bidang yang berbeda pula, sehingga sering disebut rantai pertukaran informasi. Konsep ini mempunyai unsur-unsur :
1.       Suatu kegiatan untuk membuat seseorang mengerti,
2.       Suatu sarana pengaliran informasi dan
3.       Suatu sistem bagi ter­jalinnya komunikasi di antara individu-individu. 
Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995) mendefinisikan komunikasi sebagai the process by which people attempt to share meaning via the transmission of symbolic messages. Komunikasi adalah proses di mana seseorang berusaha untuk memberikan pengertian atau pesan kepada orang lain melalui pesan simbolis. Komunikasi bisa dilakukan secara langsung maupun tidak langsung, dengan menggunakan berbagai media komunikasi yang tersedia. Komunikasi langsung berarti komunikasi disampaikan tanpa penggunaan mediator atau perantara, sedangkan komunikasi tidak langsung berarti sebaliknya.
Berdasarkan pengertian di atas, maka komunikasi memiliki beberapa elemen penting, yaitu:
1.       Komunikasi melibatkan orang-orang, sehingga komunikasi yang efektif terkait dengan bagaimana orang-orang dapat berinteraksi satu sama lain secara lebih efektif.
2.       Komunikasi berarti terjadinya berbagi informasi atau pemberian informasi mau­pun pengertian (sharing meaning), sehingga agar pemberian informasi maupun pengertian ini dapat terjadi, maka pihak-pihak yang berkomunikasi perlu me­nyadari dan mengerti berbagai istilah atau pengertian yang mereka gunakan dalam melakukan komunikasi. Jika tidak, maka kemungkinan terjadinya salah persepsi dalam komunikasi sangat tinggi.
3.       Komunikasi melibatkan simbol-simbol, yang berarti komunikasi dapat berupa bahasa tubuh, suara, huruf, angka, dan lain-lain sebagai bentuk simbolis dari komunikasi yang dilakukan.


Fungsi Komunikasi dalam Organisasi

a.       Fungsi informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.

b.      Fungsi regulatif
Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu: Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah atau instruksi supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya.

c.       Fungsi persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.

d.      Fungsi integratif
Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu: Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan laporan kemajuan organisasi. Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.


Proses Komunikasi dalam Organisasi

1.       Komunikasi Internal
Merupakan pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horisontal dan vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan berjalan (operasi dan manajemen).

2.       Komunikasi Eksternal
Adalah komunikasi antara pimpinan organisasi (perusahaan) dengan khalayak audience di luar organisasi. Contoh dari komunikasi eksternal, yaitu : Komunikasi dari organisasi kepada khalayak yang bersifat informatif. Contohnya adalah Majalah, Press release/media release, Artikel surat kabar atau majalah, Pidato, Brosur, Poster, Konferensi pers, dll.



Dimensi Komunikasi Dalam Organisasi

a.       Komunikasi Vertical
Yaitu komunikasi dari atas ke bawah (downward communication), yaitu komunikasi dari pimpinan ke anak buah, serta sebaliknya.

b.      Komunikasi Horizontal.
Komunikasi secara mendatar, antara anggota staf dengan anggota staf, sesama karyawan dan sebagainya.



Pengaruh Peran terhadap Komunikasi Organisasi

Pentingnya hubungan sebagai pemimpin organisasi dengan komunikasi, maka perannya harus dijelaskan sehingga akan jelas pengaruhnya terhadap organisasi. Peran-peran tersebut meliputi :
a.       Peranan Antarpersonal
Wewenang formal dari seorang manajer secara langsung akan menimbulkan 3 peranan yang meliputi hubungan antarpersonal  yang mendasar, sebagai berikut :
1.       PerananTokoh.
Terkait dengan kedudukannya sebagai kepala unit suatu organisasi, pemimpin melakukan tugas yang bersifat seremonial.

2.       Peranan Pemimpin.
Sebagai pemimpin, ia akan bertanggung jawab atas lancar tidaknya pekerjaan yang dilakukan bawahannya.

3.       Peranan Penghubung.
      Dalam peranannya sebagai penghubung, seorang pemimpin menjalin komunikasi dengan orang-orang lain di luar komunkasi vertikal yang dilakukan, baik secara formal ataupun informal.

b.      Peranan Informasional
Dalam organisasinya, seorang pemimpin menjadi sentral karena ia menjalin kontak dengan seluruh pihak yang terkait dengan organisasinya. Peranan informasional ini meliputi :
1.       Peranan monitor.
Pemimpin memandang lingkungan sebagai sumber informasi. Ia mengajukan pertanyaan kepada rekan dan bawahannya, serta menerima informasi pula dari mereka yang tanpa diminta melalui kontak pribadi yang selalu dibinanya.

2.       Peranan penyebar.
Berkebalikan dengan peran sebagai penghubung, ia menerima dan menghimpun informasi untuk kembali disebarluaskan kepada bawahannya.

3.       Peranan jurubicara.
Mengkomunikasikan berbagai hal kepada khalayak

c.       Peranan Memutuskan
Berkaitan dengan pengambilan keputusan dalam organisasi. Pemimpin memegang peranan penting dalam proses pengambilan keputusan yang dilakukan.
1.       Peranan wiraswasta.
Pemimpin berusaha memajukan organisasinya dengan mengadakan penyesuaian terhadap perubahan

2.       Peranan mengendali gangguan.
Mengendalikan berbagai gangguan dan tekanan yang diterimanya ataupun organisasi.

3.       Peranan penentu sumber.
Membuat keputusan dalam berbagai hal, pembagian kerja, pelaksana kerja serta waktu pelaksanaannya. Dengan kewenangan dalam pembuatan keputusan tersebut ia dapat mensinergikan segala sesuatunya

4.       Peranan perunding.

Mengkomunikasikan berbagai hal sebagai dasar pertimbangan dalam pembuatan keputusan.

Senin, 10 Agustus 2015

Manusia dan Harapan

Pengertian Harapan

Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha.
Beberapa pendapat menyatakan bahwa esensi harapan berbeda dengan "berpikir positif" yang merupakan salah satu cara terapi/ proses sistematis dalam psikologi untuk menangkal "pikiran negatif" atau "berpikir pesimis".


Pengertian Kepercayaan

Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana kita memiliki keyakinan padanya. Kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang mengambil suatu keputusan, ia akan lebih memilih keputusan berdasarkan pilihan dari orang- orang yang lebih dapat ia percaya dari pada yang kurang dipercayai (Moorman, 1993).
Menurut Rousseau et al (1998), kepercayaan adalah wilayah psikologis yang merupakan perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan harapan terhadap perilaku yang baik dari orang lain. Kepercayaan konsumen didefinisikan sebagai kesediaan satu pihak untuk menerima resiko dari tindakan pihak lain berdasarkan harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan penting untuk pihak yang mempercayainya, terlepas dari kemampuan untuk mengawasi dan mengendalikan tindakan pihak yang dipercaya (Mayer et al, 1995).
Menurut Ba dan Pavlou (2002) mendefinisikan kepercayaan sebagai penilaian hubungan seseorang dengan orang lain yang akan melakukan transaksi tertentu sesuai dengan harapan dalam sebuah lingkungan yang penuh ketidakpastian.


Nilai-Nilai Budaya Sebagai Tolak Ukur Harapan

Dalam hasil budaya yang berupa sastra, dapat dihayati adanya kandungan nilai budaya yang dibawa penulisnya sebagai gagasan utama. Dalam sastra jawa misalnya antara lain terdapat nilai budaya meliputi:
a.      nilai kejuangan dan semangat pengorbanan,
yaitu nilai perjuangan sebagai tolak ukur dan diharapkan dimiliki masyarakat, seperti kesetiaan, kesungguhan, kedisiplinan,dan lain-lain.
b.      nilai kerumah tanggaan
yaitu nilai yang diharapkan berkembang dalam etiap keluarga.
c.       nilai kemandirian kaum wanita
Yaitu, Nilai yang diharapkan dapat dimiliki setiap wanita.


Contoh-Contoh Harapan Dalam Kehidupan

Bagi seorang anak kecil pun dapat mempunyai harapan dalam dirinya, misalkan saja seorang anak mempunyai harapan untuk mendapatkan hadiah dari orang tuanya serta orang disekitarnya pada saat dia ulang tahun. Untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkannya dia dapat melakukan meminta langsung terhadap orang tuanya.
Bagi seorang remaja mengharapkan orang yang dicintainya dapat menerima cintanya dan menjalin suatu hubungan. Dari hal yang diharapkan tersebut dia dapat melakukan hal-hal yang dibilang tidak masuk akal pun dilakukan hanya untuk mendapatkan perhatian dan cinta dari pasangannya itu.
Bagi seorang pelajar, misalkan dia menginginkan mendapatkan nilai bagus dan dapat lulus dengan nilai yang baik, maka dia dapat melakukan beberapa hal untuk mendapatkan nilai terbaik itu, contohnya saja dengan cara belajar dengan baik, giat dan serius. Meminimalisir kegiatan bermain.
Bagi seorang dewasa, misalkan saja seseorang yang berharap naik pangkat dari pekerjaanya. Dia akan berusaha menjadi lebih baik lagi terhadap pekerjaanya dan berperilaku baik dalam kesehariannya agar dapat mencapai yang telah diharapkannya.

Dari seseorang yang telah berusia lanjut, mereka juga punya harapan terakhir. Misalkan terhadap yang sudah ingin meninggal biasanya memberikan suatu pengharapan lewat surat wasiat yang diberikan kepada keluarganya berupa pesan dalam hal harta atau apapun.

Manusia dan Pandangan Hidup


Pengertian Pandangan Hidup & Ideologi

Setiap  manusia  mempunyai  pandangan  hidup.  Pandangan  hidup  itu bersifat  kodrati. Karena  itu ia menentukan masa  depan  seseorang. Untuk  itu perlu  dijelaskan  pula apa  arti pandangan hidup.  Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah  menurut  waktu  dan tempat  hidupnya.
Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sebingga basil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya.Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar ini manusia  menerima  hasil pemikiran  itu sebagai pegangan,  pedoman,  arahan,  atau petunjuk yang disebut  pandangan  hidup.
Pandangan   hidup  banyak  sekali  macamnya   dan  ragamnya,   akan  tetapi  pandangan hidup  dapat  diklasifikasikan   berdasarkan asalnya  yaitu terdiri dari  3 macam  :
A.      Pandangan hidup yang berasal dari agama  yaitu  pandangan  hidup yang mutlak kebenarannya
B.      Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan nonna yang terdapat pada negara tersebut.
C.      Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu  organisasi,  maka  pandangan  hidup  itu disebut  ideologi.  Jika  organisasi  itu organisasi politik,  ideologinya  disebut  ideologi  politik.  Jika organisasi  itu negara,  ideologinya  disebut ideologi  negara. Pandangan  hidup pada dasarnya mempunyai unsur-unsur  yaitu  cita-cita,  kebajikan, usaha,  keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur ini merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak terpisahkan. Cita – cita ialah apa yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha atau  perjuangan. Tujuan yang hendak dicapai ialah kebajikan,  yaitu  segala  hal  yang baik yang membuat  manusia makmur, bahagia, damai, tentram. Usaha atau peIjuangan  adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan. Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan  jasmani, dan kepercayaan kepada Tuhan.


Pengertian Cita - Cita

Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita  adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu  ada  dalam  pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa  yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang. Dengan demikian cita-cita merupakan pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan datang. Pada umumnya cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi, dengan perkataan lain: cita-cita merupakan keinginan, harapan,  dan  tujuan  manusia   yang makin  tinggi  tingkatannya.
Apabila  cita-cita  itu tidak mungkin  atau belum mungkin  terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan.  Disini persyaratan dan kemampuan tidak/belum  dipenuhi  sehinga usaha untuk mewujudkan  cita-cita  itu tidak mungkin  dilakukan. Misalnya seorang anak bercita-cita ingin menjadi dokter,  ia belum  sekolah,  tidak mungkin  berpikir  baik, sehingga  tidak  punya kemampuan berusaha  mencapai  cita-cita. Itu baru dalam  taraf  angan-angan.
Antara masa sekarang yang merupakan  realita dengan masa yang akan datang sebagai ide atau cita-cita  terdapat jarak waktu. Dapatkah seseorang mencapai  apa yang dicita-citakan, hal itu bergantung  dari tiga faktor. Pertama, manusianya  yaitu yang memiliki  cita-cita;  kedua, kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakan; dan ketiga, seberapa tinggikah cita-cita  yang  hendak dicapai.
Faktor manusia yang mau mencapai cita-cita ditentukan oleh kualitas manusianya. Ada orang yag tidak berkemauan, sehingga apa yang dicita-citakan hanya merupakan  khayalan saja. Hal demikian banyak menimpa anak-anak muda yang memang senang berkhayal, tetapi sulit mencapai apa yang dicita-citakan karena kurang mengukur dengan kemampuannya sendiri. Sebaliknya dengan anak  yang  dengan  kemauan  keras  ingin  mencapai apa yang  di cita-citakan, cita-cita merupakan motivasi  atau  dorongan dalam menempuh hidup untuk mencapainya. Cara keras dalam mencapai cita-cita merupakan  suatu perjuangan  hidup yang bila berhasil  akan  menjadikan dirinya puas.
Faktor kondisi yang mempengaruhi tercapainya cita-cita, pada umumnya dapat disebut yang menguntungkan dan yang menghambat. Faktor yang menguntungkan merupakan kondisi yang memperlancar tercapainya suatu cita-cita. Sedangkan faktor yang menghambat merupakan kondisi  yang  merintangi  tercapainya  suatu cita-cita,  Misalnya  sebagai  berikut :
Amir dan Budi adalah dua anak pandai dalam satu kelas, keduanya bercita-cita menjadi sarjana. Amir  anak orang  yang cukup kaya, sehingga dalam mencapai cita-citanya tidak mengalami hambatan. Malahan dapat dikatakan bahwa kondisi ekonomi orang tuanya merupakan faktor yang menguntungkan  atau memudahkan  mencapai cita-cita si Amir.Sebaliknya dengan Budi yang orang tuanya ekonominya lemah, menyebabkan ia tidak mampu mencapai cita-citanya. Ekonomi orang tua Budi yang lemah merupakan  hambatan bagi  Budi dalam  mencapai  cita-citanya.


Pengertian Makna Sikap Hidup

Sikap hidup adalah suatu keadaan hati untuk menghadapi hidup ini. Apakah kita mempunyai sikap yang positif atau yang negatif. atau kita mempunyai sikap optimis atau pesimis? Sikap itu ada didalam diri kita masing-masing dan hanya kita sendiri yang tahu.orang lain akan baru tahu setelah kita bertindak. Sikap itu sangat penting, setiap manusia mempunyai sikap dan sudah tentu tiap-tiap orang berbeda sikapnya. Sikap dapat dibentuk sesuai kemauan dan keinginan yang membentuknya.
Sikap juga  dapat berubah dikarenakan situasi, kondisi, dan juga lingkungan. Dalam menghadapi kehidupan, manusia selalu menghadapi manusia lain atau menghadapi sekelompok manusia. Ada beberapa sikap etis dan non etis. Sikap etis disebut juga sikap positif, dan sikap non etis disebut juga sikap negatif.


Hubungan Manusia dan Pandangan Hidup

Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati, Karena itu ia menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan pula apa arti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya. Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul sekita atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu lama dan terus-menerus.
Pandangan hidup banyak sekali macamnya dan ragamnya, akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
1.      Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan yang mutlak kebenarannya
2.      Pandangan hidup yang berupa idiologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut
3.      Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya


Lembaga Yang Mewujudkan Pandangan Hidup               

Fungsi lembaga-lembaga yang dibentuk manusia adalah sebagai instrument, sarana, dan wahana untuk mewujudkan pandangan kehidupan adalah sekedar merupakan konsepsi yang bersifat abstrak, tanpa daya untuk mewujudkan dirinya dalam kenyataan.
Sebagai makhluk sosial manusia tidaklah mungkin hidup menyendiri. Oleh karena itu, setiap manusia pribadi hidup sebagai bagian dari lingkungan social yang lebih luas, secara berturut-turut lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dll.


Hubungan Pandangan Hidup Masyarakat

Hubungan pandangan mengenai kehidupan manusia dan masyarakat berdasarkan pada pandangan tentang manusia. Pandangan tentang manusia ini di dasarkan pada Pancasila. Dari sini dapat pula diartikan sebagai pandangan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam hubungan inilah manusia dapat hidup dan menghidupi. Manusia hidup dalam hubungan dengan Tuhannya dan dalam perlindunganNya selamanya termasuk dengan lingkungan. Dengan dan dalam kebudayaan dan serba hubungan menjadikan dunia dan lingkungan lebih menyenangkan dan menjadikan hidup lebih baik.


Pandangan Hidup Berbangsa dan Bernegara

Konsep bangsa yang digunakan untuk merumuskan sila ketiga terutama konsep E Renan, yaitu sekelompok manusia yang mempunyai keinginan bersama untuk bersatu dan tetap mempertahankan persatuan,sedangkan factor-faktor yang mendorong manusia ingin bersatu itu bermacam-macam. Dalam hal ini apa yang digariskan oleh pasal 2 ayat (1) menegaskan bahwa Negara Indonesia ialah Negara kesatuan yang berbentuk republik.
Faktor pendorong kea rah persatuan yang ditekankan oleh WD ialah pendidikan, budaya yang diatur dalam pasal 31ayat (2) pemerintah berusaha menyelenggarakan suatu sistem penghujatan nasional yang diatur dengan undang-undang.
Norma-norma itulah yang harus di ikuti agar orang-orang Indonesia dapat hidup berbangsa sesuai dengan pancasila dan menjalankan sila 3 yang wujudkan pasal-pasal tersebut. Orang Indonesia tidak terlepas dari pasal-pasal lain. Lewat hal ini pulalah kecintaan manusia kepada Indonesia kepada bendera merah putih dan bahasa Indonesia dapat dikemukakan secara intensif.

Minggu, 14 Juni 2015

Resensi Novel tentang Manusia dan Kegelisahan



KANCING YANG TERLEPAS






Judul                    :  Kancing yang Terlepas
Pengarang          :  Handry TM
Penerbit              :  Gramedia Pustaka Utama (2011)
ISBN                     :  978-602-03-0101-3
Jml. Halaman     :  456 halaman
Penerbitan         :  2011


“Cinta Giok Hong terhadap Tek Siang hampir tulus, ketika prahara besar melanda Gang Pinggir. Di masa sulit menjelang kehancuran Orde Lama, keduanya terpaksa berpisah. Primadona Orkes Cina Tjahaja Timoer itu terjebak dalam pusaran intrik para tauke rakus. Ia diumpankan Tek Siang kepada lawan-lawannya, sekaligus dicintai sebagai kekasih simpanan.
Kelak, Giok Hong memaksa berontak terhadap takdirnya. Perlawanannya diwujudkan dalam penyamaran rahasia. Diduga, Boenga Lily adalah penjelmaan dari Giok Hong yang mencoba merebut kembali kegemilangannya. Sayang, sebuah kekuatan besar berusaha melenyapkannya.
Novel ini bercerita tentang perempuan, politik, dan kekuasaan. Masih tentang Indonesia, meski dari sisi pandang berbeda.”


Itulah sinopsis dari novel tersebut. Sebuah buku dengan setting teramat unik, bercerita tentang kawasan Gang Pinggir di sekitar tahun 1960-an dan dengan tokoh utama yang juga tidak biasa, seorang wanita yang terlibas kekacauan ekonomi dan politik di sekitar waktu peralihan antara orde lama dan orde baru. Sayangnya aku merasa penceritaannya tidak terlalu runut dan mulus. Ada jeda-jeda konflik yang membuat keseluruhan alur buku malah menjadi tidak utuh, misalnya periode antara hilangnya Giok Hong dan munculnya Boenga Lily terasa sangat kosong tanpa penjelasan. Mungkin maunya ini jadi misteri cerita, tapi kesannya malah hilang arah.

Untuk karakterisasinya, sejujurnya, aku tidak tahu pasti siapa tokoh utama novel ini sejak pertengahan kisah, saat Boenga Lily muncul. Jika ia memang benar penjelmaan tokoh Giok Hong yang telah setahun menghilang tanpa penjelasan, maka aku benar-benar kehabisan simpati padanya. Kisah ini mengubah sosok Giok Hong yang manis dan rapuh menjadi antihero yang menjengkelkan dan tanpa kesetiaan dan rasa hormat sedikitpun. Demikian pula tak jelas apa niat dan tujuannya muncul kembali di wilayah Gang Pinggir ini. Tindakannya membuat huru-hara di keluarga Tan Kong Gie, merendahkan Ing Wen (yang notabene dulu ada pelindung dan serupa ibu baginya - bagi Giok Hong) dan kemudian membingungkan Tek Siang sekaligus mampu mengadu domba Kong Gie dan Tek Siang. Untuk konflik politiknya, juga atas sangat sedikit terasa. Apa benar Boenga Lily ini antek pemerintah asing untuk membuat kekacauan di wilayah pecinan? Tidak jelas. Sekali lagi, aku merasa kunci konflik ini ada pada masa menghilangnya Giok Hong, tapi sampai akhir, tidak ada penjelasan yang memadai akan hal ini. Mungkin akan lebih pas jika cerita ini dikisahkan sepenuhnya dari pov sang primadona, sehingga pembaca dapat ikut melihat dan merasakan apa yang telah mengubah Giok Hong menjadi Boenga Lily dan apa motivasi sebenarnya ia kembali ke Gang Pinggir.

Meskipun demikian, setting dan nuansa Gang Pinggir jaman itu ditampilkan bagus sekali. Itu, dan ditambah ending yang meledak tak disangka-sangka di 4-5 bab terakhir, membuatku cukup menikmati novel ini. Untuk cetakannya bagus dan tanpa salah ketik. Judulnya sedikit aneh, meskipun saat membaca, yang kutangkap ini adalah perumpamaan tentang seseorang yang kehilangan akar keluarganya. Ilustrasi covernya, aku suka. Menggambarkan wajah seorang wanita yang memakai busana (topi) tradisional dengan sekuntum bunga Lili di depannya dengan warna-warna hijau dan salem yang mendominasi. Cantik sekali.


Contoh Kasus yang Berkaitan dengan Manusia dan Kegelisahan

Ketidak pastian sering terjadi pada diri manusia, sebagai contoh dalam kehidupan perkuliahan kami. Ada saatnya kami diminta untuk mengemukakan suatu pendapat dari sebuah pertanyaan yang terucap oleh seorang dosen, tak jarang pertanyaan itu dapat membuat kami berpikir keras untuk berusaha memecahkan pertanyaan tersebut.

Namun disaat kami telah mendapatkan sebuah jawaban yang menurut kami adalah jawaban yang tepat, sesaat sebelum menjawab pertanyaan tersebut timbullah sebuah ketidakpastian akan jawaban yang telah kami dapat. Ketidakpastian tersebut merupakan pertanyaan benar atau salahkah jawaban yang akan kami dapatkan itu? Pertanyaan benar atau salahkah jawaban kami itu terus terbayag dalam benak kami, terus terpikirkan oleh kami karena jika jawaban yang kami kemukakan nyatanya adalah salah, tentu akan mempermalukan diri kami sendiri. Hal tersebutlah yang mendorong ketidakpastian akan kebenaran jawaban kami terus menjadi misteri dalam pikiran kami sendiri. Penyebab ketidak pastian dalam kasus ini dapat digolongkan dalam Delusi Melancholis seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan diatas.

Setelah beberapa lama, timbullah desakan antara waktu yang diberikan dosen untuk menjawab pertanyaan nya dengan pertanyaan akan kebenaran dari jawaban kami itu. Desakan tersebut kian terasa besar sehingga membuat kami tidak bisa menggunakan akal jernih kami lagi dalam berpikir karena adanya faktor desakan tersebut. Meskipun pada akhirnya kamipun dapat mengungkapkan jawaban kami atas pertanyaan dari dosen tersebut, namun yang menjadi permasalahannya adalah sebuah ketidakpastian yang dapat saja timbul dan sesaat mengacaukan pikiran kami walaupun dalam hal yang dianggap kecil dan sepele.


KESIMPULAN


Kegelisahan merupakan suatu hal yang tidak mengenakan. Bukan hanya bagi perasaan saja tapi juga sampai ke hati. Perasaan yang selalu was-was itu akan mengganggu kehidupan kita sebagai manusia. Maka dari itu, kita sebagai manusia harus bisa mengontrol atas perasaan tersebut. Hilangkanlah pikiran negatif yang sebenarnya sangat berpengaruh juga terhadap keadaan fisik kita. Bila terus-terusan mengalami kegelisahan hidup pun akan menjadi tidak tenang. Belajarlah Ikhlas  pada Allah, Insya Allah, Dia akan menenangkanmu.

Manusia dan Penderitaan



PENDERITAAN

Penderitaan berasal dari kata derita.  Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.  Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin. Penderitaan  termasuk  realitas  dunia  dan  manusia.   Intensitas  penderitaan bertingkat-tingkat,  ada  yang  berat  ada juga  yang  ringan.  Namun  peranan  individu  juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh  seseorang  belum  tentu  merupakan  penderitaan  bagi  orang  lain.
Dapat  pula  suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan. Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan "resiko" hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan diri dari-Nya. Untuk itu pada umumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya, hanya saja mampukah manusia menangkap atau tanggap terhadap peringatan yang diberikan-Nya? Tanda atau wangsit demikian dapat berupa mimpi sebagai pemunculan rasa tidak sadar dari manusia waktu tidur, atau mengetahui melalui membaca koran tentang terjadinya penderitaan.
Kepada manusia sebagai homo religius Tuhan telah memberikannya banyak kelebihan dibandingkan dengan mahluk ciptaannya yang lain, tetapi mampukah manusia mengendalikan diri untuk melupakannya ? Bagi manusia yang tebal imannya musibah yang dialaminya akan cepat dapat menyadarkan dirinya untuk bertobat kepadaNya dan bersikap pasrah  akan  nasib  yang  ditentukan  Tuhan  atas  dirinya.  Kepasrahan  karena  yakin  bahwa kekuasaan Tuhan memang jauh lebih besar dari dirinya, akan membuat manusia merasakan dirinya  kecil  dan  menerima  takdir.  Dalam  kepasrahan  demikianlah  akan  diperoleh  suatu kedamaian  dalam  hatinya,  sehingga  secara  berangsur  akan  berkurang  penderitaan  yang dialaminya, untuk akhirnya masih dapat bersyukur bahwa Tuhan tidak memberikan cobaan yang lebih berat dari  yang dialaminya.
               Baik  dalam  A1  Quran  maupun  kitab  suci  agama  lain  banyak  surat  dan  ayat  yang menguraikan  tentang  penderitaan  yang  dialami  oleh  manusia  atau  berisi  peringatan  bagi manusia akan adanya penderitaan. Tetapi umumnya manusia kurang memperhatikan peringatan tersebut,  sehingga manusia mengalami penderitaan. Hal  itu  misalnya  dalam  surat  Al Insyiqoq  ayat 6 dinyatakan  "manusia  ialah  mahluk yang hidupnya penuh perjuangan. Ayat tersebut harus diartikan, bahwa manusia harus bekerja keras untuk dapat melangsungkan hidupnya.  Untuk kelangsungan hidup ini manusia harus menghadapi alam (menaklukan alam), menghadapi masyarakat sekelilingnya, dan tidak boleh lupa  untuk  taqwa  terhadap  Tuhan.  Apabila  manusia  melalaikan salah satu  darinya,  atau kurang  sungguh-sungguh  menghadapinya,  maka  akibatnya  manusia  akan  menderita.  Bila manusia itu sudah berkeluarga, maka penderitaan juga dialami oleh keluarganya. Penderitaan semacam  itu karena kesalahaanya sendiri.
             Berbagai  kasus  penderitaan  terdapat  dalam  kehidupan.  Banyaknya  macam  kasus penderitaan  sesuai  dengan  liku-liku  kehidupan  manusia.  Bagaimana  manusia  menghadapi penderitaan dalam hidupnya ? Penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi secara medis  untuk  mengurangi atau menyembuhkannya. Sedangkan  penderitaan  psikis, penyembuhannya terletak pada kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya. Para ahli lebih banyak membantu saja. Sekali lagi semuanya itu merupakan "resiko" karena seseorang mau hidup. Sehingga enak atau tidak enak, bahagia atau sengsara merupakan dua sisi  atau masalah  yang  wajib diatasi.


SIKSAAN

Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, sadisme, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah. Sepanjang sejarah, siksaan telah juga digunakan sebagai cara untuk memaksakan pindah agama atau cuci otak politik.
Penyiksaan hampir secara universal telah dianggap sebagai pelanggaran berat hak asasi manusia, seperti dinyatakan Deklarasi Hak Asasi Manusia. Para penandatangan Konvensi Jenewa Ketiga dan Konvensi Jenewa Keempat telah menyetujui untuk tidak melakukan penyiksaan terhadap orang yang dilindungi (penduduk sipil musuh atau tawanan perang) dalam suatu konflik bersenjata. Penanda tangan UN Convention Against Torture juga telah menyetujui untuk tidak secara sengaja memberikan rasa sakit atau penderitaan pada siapapun, untuk mendapatkan informasi atau pengakuan, menghukum, atau memaksakan sesuatu dari mereka atau orang ketiga. Walaupun demikian, organisasi-organisasi seperti Amnesty International memperkirakan bahwa dua dari tiga negara tidak konsisten mematuhi perjanjian-perjanjian tersebut.


RASA SAKIT

Rasa sakit adalah rasa yang  mengakibatkan penderitaan bagi yang mengalaminya baik berupa siksaan ataupun rasa sakit yang disebab kan penyakit atau kecelakaan. Rasa Sakit, Penderitaan dan Siksaan mungkin sudah merupakan sebuah aturan dalam kehidupan manusia dan sudah menjadi proses sebab akibat. Karena mengalami siksaan orang akan merasakan sakit dan karena merasakan sakit orang akan mengalami penderitaan.

Ketika tidak merasakan kesakitan atau rasa sakit orang akan cenderung kurang mendekatkan diri kepada Tuhan. Namun ketika Rasa Sakit itu datang maka orang tersebut akan mendekat kepada Tuhan dan meminta kesembuhan. Sehingga nyatanya Rasa Sakit itu banyak memberikan hikmah, antara lain dapat mendekatkan diri penderita kepada Tuhan, dapat menimbulkan rasa kasihan terhadap penderita dapat membuka rasa keprihatinan manusia, rasa sosial, dermawan, dan sebagainya.


SUMBER PENDERITAAN

1. Nafsu
Nafsu adalah semua dorongan yang ditimbulkan oleh segala macam kebutuhan termasuk pula instink sehingga menimbulkan keinginan. Batas antara nafsu dan keinginan tidak terlalu jelas. Nafsu dapat menimbulkan gairah hidup pada manusia. Nafsu atau keinginan itu bisa menjadi suatu penderitaan / kehancuran jika kita tidak bisa mengendalikannya tetapi jika manusia itu bisa mengendalikan nafsu atau keinginannya maka manusia itu akan sukses di dunia maupun di alam akhirat.

2. Keinginan
Keinginan adalah sumber penderitaan ketika ia memperbudak kita dan membuat kita jadi orang lain. membuat kita kehilangan jati diri dan menyakiti diri sendiri. membuat kita kehilangan kemanusiaan. seperti seorang pengembara yang menunggu dalam sebuah pelayaran menuju dermaga yang tidak ada. keyakinan kadang tidak cukup memberi kebahagiaan. karena disamping itu ada kenyataan. kenyataan kadang tidak sesuai dengan harapan dan keinginan. sehingga keinginan hanya menimbulkan penderitaan.

3. Perasaan
Perasaan merupakan gejala psikis. Perasaan menyangkut suasana batiniah manusia. kalau manusia merasakan cinta, benci dan sebagainya. Perasaan timbul didalam bathin akibat kontak antara manusia dengan lingkungannya dari lingkungan menimbulkan reaksi dalam kaitan reaksi emosional. Reaksi emosional ini dapat sesuai dengan kehendak pribadi tapi ketika tidak sesuai dengan kehendak pribadinya maka akan timbullah rasa tidak puas sehingga timbullah rasa tidak senang, marah dan sikap negatif lainnya.

4. Pikiran
Pikiran disebut juga akal, budi. Dimilikinya budi atau akal ini pula memungkinkan manusia tahu atau mempunyai pengetahuan tentang sesuatu. Tahu dalam hal ini berarti menghubungkan secara mental sesuatu dengan sesuatu.

5. Kemauan
Kemauan disebut juga kehandak. Dimilikinya kemauan atau kehendak dalam diri manusia memungkinkan manusia memilih. Oleh karena itu kemauan atau kehendak ini dapat dikatakan sebagai pelaksana mengenai apa-apa yang telah di pertimbangkan oleh akal budi dan perasaan.


UPAYA MENGHINDARI DIRI DARI PENDERITAAN

Hidup dikehidupan dunia pasti tidak akan terlepas dari yang namanya penderitaan penderitaan, kesedihan dan kesusahan. Kondisi ini pula yang meliputi manusia tidak pernah luput dari yang namanya rasa sakit dan siksaan atas masalah yang di alami, sesuai dengan firman Allah SWT yang berbunyi :

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.” [QS. al-Balad: 4]

Namun Allah SWT tidak akan memberikan cobaan atau penderitaan yang tidak bisa dihadapi oleh umatnya. Semua tergantung dari usaha yang dilakukan seseorang untuk menghadapi cobaan atau penderitaannya masing-masing. Usaha tersebuat bisa dilakukan baik itu dengan cara berpikir positif, berusaha keras, bahkan mendinginkan ataupun refreshing pikiran seperti jalan-jalan, melakukan hobby, hangout dengan teman teman, dan lain lain yang bisa membuat pikiran kita segar kembali dan dapat berpikir bagaimana mengatasi penderitaan atau masalah tersebut. Jadi dalam kata lain setiap masalah pasti ada jalan keluarnya namun itu bisa didapat dari apa yang kita perbuat untuk lepas dari penderitaan. Bahwa sesungguhnya dibalik penderitaan atau masalah itu ada kebahagiaan yang menunggu kita untuk meraihnya. 



Sumber :