Kamis, 06 Oktober 2016

Review Film "Ex Machina" dan Keterkaitanya dengan Interaksi Manusia dan Komputer




Ex Machina adalah film sci-fi yang mengambarkan lebih jauh tentang kecerdasan buatan dan bagaimana posisi mereka di dalam dunia manusia dan apa yang terjadi jika kecerdasan buatan tersebut memiliki keyakinan bahwa mereka juga manusia dan memiliki keinginan bertahan hidup yang sama dengan manusia, hal ini yang ingin diangkat oleh sang sutradara yaitu Alex Garland. Film ini merupakan film bertema A.I. (Artificial Intelligence) yang bagi banyak orang merupakan film paling akurat hingga saat ini, baik secara logika maupun emosional.

Film ini menceritakan tentang seorang programmer yang bernama Caleb yang memenangkan sebuah kompetisi di sebuah perusahaan mesin pencari paling popular yang bernama Bluebook (Sejenis Google). Caleb mendapat hadiah yaitu ia di undang untuk datang ke fasilitas riset rahasia milik CEO-nya yaitu Nathan Oscar. Namun yang ia dapat bukanlah sebuah liburan, melainkan ia diharuskan mengevaluasi sebuah robot A.I yang bernama Ava yang dibuat oleh Nathan melalui test yang dinamakan Turing Test, yaitu sebuah test untuk menguji apakah ia memang sedang berinteraksi dengan seorang manusia atau sebuah komputer/robot.

Dari situlah, perkenalan awal Caleb dengan Ava di mulai. Dari pertemuan awal tersebut, Caleb hanya melontarkan pertanyaan-pertanyaan sederhana terkait siapa sesungguhnya jati diri Ava. Di balik layar, ada Nathan yang mengawasi dan selalu mencatat setiap perkembangan dari Ava. Semakin lama, Caleb semakin akrab dengan Ava. Sebagai ganti dari Caleb yang mencoba mencari tahu siapa dirinya, Ava pun ingin tahu lebih banyak lagi mengenai Caleb.

Karakter Ava sendiri digambarkan begitu sempurna dengan kemampuannya yang benar-benar mendekati manusia. Mulai dari cara ia bertanya dengan pertanyaan yang mengintimidasi Caleb, hingga bagaimana ia memilih pakaian yang tepat untuk ia pakai. Kemampuannya dalam mengolah segala pengetahuan berasal dari sinkronisasi otaknya dengan Blue Book.

Di film Ex Machina ini, unsur teknologi adalah salah satu unsur yang paling penting selain interaksi antara Caleb dengan Ava. Film ini memakai set lokasi di rumah Nathan yang berada di tengah hutan, rumah ini adalah rumah yang sangat terintegrasi dengan teknologi tingkat tinggi, contoh adalah rumah tersebut dapat mematikan dan menyalakan lampu hanya dengan perintah suara, dan juga sistem keamanannya yang harus memakai kartu khusus untuk memasuki setiap ruangan dan setiap kartu memiliki hak akses yang berbeda, selain itu juga ketika terjadi mati lampu, maka seluruh pintu akan otomatis terkunci guna meningkatkan keamanan di rumah tersebut. Contoh tersebut adalah sebagian dari interaksi manusia dan komputer.

Selain hal tersebut, interaksi manusia dan komputer yang paling utama dan merupakan fokus di film ini adalah interaksi antara manusia dan robot A.I. yaitu antara Caleb dan Ava melalui Turing Test tersebut. Disini, Ava yang notabene nya adalah kecerdasan buatan yang sangat menggambarkan keindahan teknologi, memiliki kemampuan komunikasi yang sangat baik hingga suatu titik dimana Ava dapat memanipulasi emosi Caleb yang berinteraksi dengannya dengan memanfaatkan berbagai aspek seperti psikologis hingga seksualitas untuk mencapai tujuannya.



Kesimpulan :

Film Ex Machina ini merupakan sebuah film bergenre sci-fi yang psikologis. Di dalamnya terdapat beberapa aspek yang dapat memberi tahu kita bahwa kecerdasan buatan bukanlah suatu hal yang mustahil. Film ini juga seakan memberi tahu kita bahwa suatu saat nanti, tidak menutup kemungkinan dimana akan ada robot-robot yang mempunyai kinerja seperti manusia, seperti contoh dapat berinteraksi dan juga memiliki rasa empati. Di film ini juga mengajarkan kita sebagai manusia untuk tidak boleh bersifat egois dalam mencari atau membuat suatu kecerdasan buatan, karena dapat berakibat fatal untuk dunia dan masa depan.


Jumat, 10 Juni 2016

TUGAS 3 : CITA-CITA

Setiap orang pasti mempunyai cita-cita dan harapan. Menurut saya cita-cita adalah tujuan hidup, walaupun sebagian orang menganggap cita-cita itu hanyalah sebuah impian masa kecil yang belum tentu menjadi kenyataan. Cita-cita saya pada saat duduk di bangku SD adalah menjadi seorang pilot karena terinspirasi dari om saya yang juga seorang pilot, tetapi cita-cita saya tersebut tidak dapat diteruskan karena pada saat saya SMP saya mengalami kecelakaan dan tangan saya patah.

Tetapi walaupun seperti itu, bagi saya dan banyak orang cita-cita dapat digunakan sebagai acuan kita untuk menjadi yang lebih baik agar kita dapat berusaha untuk menggapai cita-cita tersebut. walaupun cita-cita untuk menjadi pilot tersebut tidak dapat terwujud, pada akhirnya kita memilih jalan lain untuk menjadi yang lebih baik. Cita-cita sangatlah dibutuhkan, tentunya pada saat kita memilih jalan lain semua tujuan dan semua hal pasti akan berubah.

Singkat cerita, kemudian saya beranjak SMA dan disini saya menghadapi masalah penjurusan IPA atau IPS. Pada saat itu orang tua saya ingin saya masuk jurusan IPA karena lebih mempermudah disaat nanti mengambil jurusan kuliah dan seterusnya, karena saya juga sedikit menguasai pelajaran IPA pada saat itu, akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti kemauan orang tua untuk mengambil jurusan IPA. Pada saat ini, saya sudah melupakan cita-cita dahulu untuk menjadi pilot karena tidak mungkin terwujud. Saya belajar seperti biasa dan akhirnya saya lulus.

Ketika SMA dulu, saya mulai tertarik dengan komputer dan android karena teman sebangku saya suka sekali IT. Disitu saya belajar beberapa hal dengan teman saya mengenai garis besar IT, dan sebagainya. Kemudian setelah lulus, saya masuk ke universitas Gunadarma jurusan Sistem Informasi. Jujur saya masuk Gunadarma karena saya tidak diterima di Universitas yang saya coba, tetapi karena Gunadarma adalah salah satu universitas swasta yang unggul dalam bidang IT, maka saya memutuskan untuk masuk Universitas Gunadarma dan mengambil jurusan sistem informasi. Saya mulai belajar mengenai teknologi informasi dan semacamnya, dan karena saya sudah tidak mungkin jadi pilot, kemudian saya juga sudah berjalan sejauh ini, saya mulai berpikir cita-cita saya akan menjadi analis sistem atau semacamnya yang berbau teknologi informasi. Misi saya saat ini adalah belajar dengan baik dan benar supaya dapat menguasai jurusan yang saya pilih dan menjadi sukses di kemudian hari.



(PS: Maaf pak telat lama sekali, saya lupa karena fokus UTS hehe…semoga tetap dinilai. Terima kasih.)

Senin, 25 April 2016

COBIT

PENGERTIAN COBIT

Control Objective for Information & Related Technology (COBIT) adalah sekumpulan dokumentasi best practice untuk IT Governance yang dapat membantu auditor, pengguna (user), dan manajemen, untuk menjembatani gap antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol dan masalah-masalah teknis IT yang dibuat oleh Information Systems Audit and Control Association (ISACA) dan IT Governance Institute (ITGI) pada tahun 1992.

COBIT pertama kali diterbitkan pada tahun 1996, kemudian edisi kedua dari COBIT diterbitkan pada tahun 1998. Pada tahun 2000 dirilis COBIT 3.0 dan COBIT 4.0 pada tahun 2005. Kemudian COBIT 4.1 dirilis pada tahun 2007 dan saat ini COBIT yang terakhir dirilis adalah COBIT 5.0 yang dirilis pada tahun 2012. COBIT merupakan kombinasi dari prinsip-prinsip yang telah ditanamkan yang dilengkapi dengan balance scorecard dan dapat digunakan sebagai acuan model (seperti COSO) dan disejajarkan dengan standar industri, seperti ITIL, CMM, BS779, ISO 9000.

COBIT mendukung tata kelola dengan menyediakan kerangka kerja untuk mengatur keselarasan TI dengan bisnis. Selain itu, kerangka kerja juga memastikan bahwa TI memungkinkan bisnis, memaksimalkan keuntungan, resiko IT dikelola secara tepat, dan sumber dayaTI digunakan secara bertanggung jawab.

COBIT merupakan standar yang dinilai paling lengkap dan menyeluruh sebagai framework IT audit karena dikembangkan secara berkelanjutan oleh lembaga swadaya profesional auditor yang tersebar di hampir seluruh negara. Dimana di setiap negara dibangun chapter yang dapat mengelola para profesional tersebut.


KOMPONEN COBIT

COBIT merupakan panduan yang paling lengkap dari praktik-praktik terbaik untuk manajemen TI yang mencakup 4 domain, antara lain :


1.   Planning and Organization (Perencanaan dan Organisasi)
Domain ini menitikberatkan pada proses perencanaan dan penyelarasan strategi TI   dengan strategi perusahaan, mencakup masalah strategi, taktik dan identifikasi tentang bagaimana TI dapat memberikan kontribusi maksimal terhadap pencapaian tujuan bisnis organisasi sehingga terbentuk sebuah organisasi yang baik dengan infrastruktur teknologi yang baik pula.

2.   Acquisition & Implementation (Pengadaan dan Implementasi)
Domain ini berkaitan dengan implementasi solusi IT dan integrasinya dalam proses bisnis organisasi untuk mewujudkan strategi TI, juga meliputi perubahan dan maintenance yang dibutuhkan sistem yang sedang berjalan untuk memastikan daur hidup sistem tersebut tetap terjaga.

3.    Delivery and Support (Pengiriman Layanan dan Dukungan)
Domain ini mencakup proses pemenuhan layanan IT, keamanan sistem, kontinyuitas layanan, pelatihan dan pendidikan untuk pengguna, dan pemenuhan proses data yang sedang berjalan.

4.    Monitoring and Evaluation (Pengawasan dan Evaluasi)
Domain ini berfokus pada masalah kendali-kendali yang diterapkan dalam organisasi, pemeriksaan intern dan ekstern dan jaminan independent dari proses pemeriksaan yang dilakukan.


KRITERIA INFORMASI BERDASARKAN COBIT

Untuk memenuhi tujuan bisnis, informasi perlu memenuhi kriteria tertentu, adapun 7 kriteria informasi yang menjadi perhatian COBIT, yaitu :

1.   Effectiveness (Efektivitas)
Informasi yang diperoleh harus relevan dan berkaitan dengan proses bisnis, konsisten dapat dipercaya, dan tepat waktu.

2.   Effeciency (Efisiensi)
Penyediaan informasi melalui penggunaan sumber daya (yang paling produktif dan ekonomis) yang optimal.

3.   Confidentially (Kerahasiaan)
Berkaitan dengan proteksi pada informasi penting dari pihak-pihak yang tidak memiliki hak otorisasi/tidak berwenang.

4.   Intergrity (Integritas)
Berkaitan dengan keakuratan dan kelengkapan data/informasi dan tingkat validitas yang sesuai dengan ekspetasi dan nilai bisnis.

5.   Availability (Ketersediaan)
Fokus terhadap ketersediaan data/informasi ketika diperlukan dalam proses bisnis, baik sekarang maupun dimasa yang akan datang. Ini juga terkait dengan pengamanan atas sumber daya yang diperlukan dan terkait.

6.   Compliance (Kepatuhan)
Pemenuhan data/informasi yang sesuai dengan ketentuan hukum, peraturan, dan rencana perjanjian/kontrak untuk proses bisnis.

7.   Reliability (Handal)
Fokus pada pemberian informasi yang tepat bagi manajemen untuk mengoperasikan perusahaan dan pemenuhan kewajiban mereka untuk membuat laporan keuangan.


MANFAAT DAN PENGGUNA COBIT

Secara manajerial target pengguna COBIT dan manfaatnya adalah :


-   Direktur dan Eksekutif
Untuk memastikan manajemen mengikuti dan mengimplementasikan strategi searah dan sejalan dengan TI.

-   Manajemen
Untuk mengambil keputusan investasi TI, untuk keseimbangan resiko dan kontrol investasi dan untuk benchmark lingkungan TI sekarang dan masa depan.

-   Pengguna
Untuk memperoleh jaminan keamanan dan control produk dan jasa yang dibutuhkan secara internal maupun eksternal.

-    Auditors
Untuk memperkuat opini untuk manajemen dalam control internal dan untuk memberikan saran pada control minimum yang diperlukan.


Daftar Pustaka :


Jumat, 25 Maret 2016

Manajemen Layanan Sistem Informasi


      A.    Pengertian Manajemen Layanan Sistem Informasi:
Manajemen Layanan SIstem Informasi adalah suatu metode pengelolaan sistem teknologi informasi (TI) yang secara filosofis terpusat pada perspektif konsumen layanan TI terhadap bisnis perusahaan. Manajemen Layanan Sistem Informasi merupakan kebalikan dari pendekatan manajemen TI dan interaksi bisnis yang terpusat pada teknologi. Istilah Manajemen Layanan Sistem Informasi tidak berasal dari suatu organisasi, pengarang, atau pemasok tertentu dan awal penggunaan frasa ini pun tidak jelas kapan dimulainya.
      B.     Metode yang digunakan Manajemen Layanan Sistem Informasi :
1. Total Quality Management (TQM) adalah strategi manajemen yang ditunjukan untuk menanamkan kesadaran kualitas pada semua proses dalam organisasi
2.     Six Sigma adalah suatu alat manajemen baru yang digunakan untuk mengganti Total Quality Management (TQM), sangat terfokus terhadap pengendalian kualitas dengan mendalami sistem produksi perusahaan secara keseluruhan. Memiliki tujuan untuk, menghilangkan cacat produksi, memangkas waktu pembuatan produk, dan menghilangkan biaya
3.  Business Process Management (BPM), adalah suatu metode penyelarasan secara efisien suatu organisasi dengan keinginan dan kebutuhan organisasi tersebut. BPM merupakan suatu pendekatan manajemen holistic untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi bisnis seiring upaya untuk mencapai inovasi, fleksibilitas dan integrasi dengan teknologi.
4.  Capability Maturity Model Integration (CMMI) adalah suatu pendekatan perbaikan proses yang memberikan unsure-unsur penting proses efektif bagi organisasi. Praktik-praktik terbaik CMMI dipublikasikan dalam dokumen-dokumen yang disebut model, yang masing-masing ditunjukan untuk berbagai bidang yang berbeda.
      C.    Kerangka Kerja (Framework) Manajemen Layanan Sistem Informasi:
1.      Information Technology Infrastructure Library (ITIL).
2.      Control Objectives for Information and Related Technology (COBIT).
3.      Software Maintenance Maturity Model.
4.      PRM-IT  IBM’s Process Reference Model for IT.
5.      Application Services Library (ASL).
6.      Business Information Services Library (BISL).
7.      Microsoft Operations Framework (MOF).
8.    eSourcing Capability Model  for Service Providers (Escm-sp) dan eSourcing Capability Model for Client Organizations (eSCM-CL) dari ITSqc for Sourcing Management.



   Sumber :
   https://id.wikipedia.org/wiki/ITSM
   https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_kualitas_total
   https://id.wikipedia.org/wiki/Six_Sigma
   https://id.wikipedia.org/wiki/Business_process_management
   https://id.wikipedia.org/wiki/CMMI

Rabu, 20 Januari 2016

Perubahan dan Pengembangan Organisasi



A.      Definisi

Pengertian Perubahan Organisasi
Suatu variasi dari cara-cara yang telah mapan,yang selama ini berlangsung dalam organisasi dan dipergunakan serta ditaati oleh anggota organisasi dalam melakukan aktivitasnya dan berbeda dari apa yang selama ini ada dan telah berlaku dalam organisasi.

Pengertian Pengembangan Organisasi
Suatu pendekatan sistematik, terpadu dan terencana untuk meningkatkan efektivitas organisasi serta memecahkan masalah-masalah (seperti kutrangnya kerja sama/koperasi, desentralisasi yang berlebihan dan kurang cepatnya komunikasi dan sebagainya) yang merintangi efisiensi pengoperasian pada semua tingkatan.

B.      Faktor-Faktor Perubahan Organisasi

Alvin L. Bertrand berpendapat bahwa awal dari perubahan itu adalah komunikasi, yaitu proses penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak yang lain sehingga dicapai pemahaman bersama, hal ini disebabkan karena adanya pengkomunikasian gagasan-gagasan, ide-ide, nilai-nilai, keyakinan-keyakinan maupun hasil-hasil kebudayaan fisik.
Sebuah perubahan dan pengembangan dapatlah terjadi pada apapun dan siapapun tidak terkecuali dengan organisasi.Tidak banyak individu atau organisasi menyukai adanya perubahan, namun perubahan tidak dapat dihindari namun harus di hadapi.
Proses perubahan organisasi adalah konsep daur hidup atau life cycle. Organisasi mengalami proses kelahiran pertumbuhan, berkembang, kematangan, kemunduran dan akhirnya mengalami kematian sebagaimana dalam semua sistem biologi dam sistem sosial. Secara garis ada dua faktor penyebab terjadinya perubahan dalam organisasi yaitu:

·         Faktor Ekstern
Adalah penyebab perubahan yang berasal dari luar, atau sering disebut lingkungan.Organisasi bersifat responsive terhadap perubahan yang terjadi di lingkungannya.Oleh karena itu, jarang sekali suatu organisasi melakukan perubahan besar tanpa adanya dorongan yang kuat dari lingkungannya.Artinya, perubahan yang besar itu terjadi karena lingkungan menuntut seperti itu.Beberapa penyebab perubahan organisasi yang termasuk faktor ekstern adalah perkembangan teknologi, faktor ekonomi dan peraturan pemerintah.
Perkembangan dan kemajuan teknologi juga merupakan penyebab penting dilakukannya perubahan. Penggantian perlengkapan lama dengan perlengkapan baru yang lebih modern menyebabkan perubahan dalam berbagai hal, misalnya: prosedur kerja, kualitas dan kuantitas tenaga kerja, jenis bahan baku, jenis output yang dihasilkan, system penggajian yang diberlakukan yang memungkinkan jumlah bagian-bagian yang ada dikurangi atau hubungan pola kerja diubah karena adanya perlengkapan baru.
Perkembangan IPTEK terus berlanjut sehingga setiap saat ditemukan berbagai produk teknologi baru yang secara langsung atau tidak memaksa organisasi untuk melakukan perubahan. Organisasi yang tidak tanggap dan bersedia menyerap berbagai temuan teknologi tersebut akan tertinggal dan pada gilirannya tidak akan sanggup survive.

·         Faktor Intern
Adalah penyebab perubahan yang berasal dari dalam organisasi yang bersangkutan, yang dapat berasal dari berbagai sumber antara lain:
1.       Problem hubungan antar anggota,
2.       Problem dalam proses kerja sama,
3.       Problem keuangan.
Hubungan antar anggota yang kurang harmonis merupakan salah satu problem yang lazim terjadi. Dibedakan menjadi dua, yaitu: problem yang menyangkut hubungan atasan bawahan (hubungan yang bersifat vertikal), dan problem yang menyangkut hubungan sesama anggota yang kedudukannya setingkat (hubungan yang bersifat horizontal). Problem atasan bawahan yang sering timbul adalah problem yang menyangkut pengambilan keputusan dan komunikasi.Keputusan pimpinan yang berkenaan dengan system pengupahan, misalnya dianggap tidak adil atau tidak wajar oleh bawahan, atau putusan tentang pemberlakuan jam kerja yang dianggap terlalu lama, dsb. Hal ini akan menimbulkan tingkah laku anggota yang kurang menguntungkan organisasi, misalnya anggota sering terlambat. Komunikasi atasan bawahan juga sering menimbulkan problem.Keputusannya sendiri mungkin baik tetapi karena terjadi salah informasi, bawahan menolak keputusan pimpinan. Dalam hal seperti ini perubahan yang dilakukan akan menyangkut system saluran komunikasi yang digunakan.
Problem yang sering timbul berkaitan dengan hubungan sesama anggota organisasi pada umumnya menyangkut masalah komunikasi dan kepentingan masing-masing anggota.
Proses kerja sama yang berlangsung dalam organisasi juga kadang-kadang merupakan penyebab dilakukannya perubahan. Problem yang timbul dapat menyangkut masalah system kerjasamanya dan dapat pula menyangkut perlengkapan atau peralatan yang digunakan. Sistem kerja sama yang terlalu birokratis atau sebaliknya dapat menyebabkan suatu organisasi menjadi tidak efisien. System birokrasi (kaku) menyebabkan hubungan antar anggota menjadi impersonal yang mengakibatkan rendahnya semangat kerja dan pada gilirannya produktivitas menurun, demikian sebaliknya. Perubahan yang harus dilakukan akan menyangkut struktur organisasi yang digunakan.
Perlengkapan yang digunakan dalam mengolah input menjadi output juga dapat merupakan penyebab dilakukannya perubahan. Tujuan penggunaan berbagai perlengkapan dan peralatan dalam proses kerjasama ialah agar diperoleh hasil secara efisien.

C.      Proses Perubahan

Perubahan Organisasi merupakan modifikasi substantif pada beberapa bagian organisasi.Perubahan itu dapat melibatkan hampir semua aspek dari organisasi, seperti jadwal pekerjaan, dasar untuk departementalisasi, rentang manajemen, mesin-mesin, rancangan organisasi, dan sebagainya.
Alasan mendasar organisasi memerlukan perubahan adalah karena sesuatu yang relevan bagi organisasi telah berubah, atau akan berubah. Oleh sebab itu, organisasi tidak punya pilihan lain kecuali berubah juga. Perubahan ini terjadi karena adanya dorongan untuk berubah, yang berasal dari:

a.       Dorongan Eksternal
Dorongan eksternal yang mendorong organisasi untuk mengadakan perubahan berasal dari lingkungan umum organisasi. Adanya aturan baru dalam produksi dan persaingan, politik, hukum baru, keputusan pengadilan, dan sebagainya akan mempengaruhi organisasi. Disamping itu, berbagai dimensi seperti teknologi, ekonomi dan sosiokultural juga mempengaruhi organisasi untuk melakukan perubahan.
b.      Dorongan Internal
Pada dasarnya dorongan internal berasal dari dalam organisasi itu sendiri. Adanya revisi strategi organisasi oleh manajemen puncak, akan menghasilkan perubahan organisasi. Dorongan internal lainnya mungkin direfleksikan oleh dorongan eksternal. Misalnya, sikap pekerja terhadap pekerjaannya akan bergeser, seiring bergesernya nilai sosiokultural.

D.      Jenis Perubahan Dalam Organisasi

Secara umum ada dua jenis perubahan dalam Organisasi :
·         Perubahan Terencana
Perubahan terencana adalah perubahan yang dirancang dan diimplementasikan secara berurutan dan tepat waktu sebagai antisipasi dari peristiwa di masa mendatang.
·         Perubahan Reaktif
Perubahan reaktif adalah suatu respon bertahap terhadap peristiwa ketika muncul.

E.       Langkah-langkah komprehensif dalam proses perubahan

Ada tujuh langkah komprehensif yang ditempuh dalam proses perubahan organisasi. Langkah-langkah tersebut yaitu:
1.  Mengenali kebutuhan akan perubahan
2.  Menetapkan tujuan perubahan
3.  Mendiagnosis apa yang menyebabkan perlunya dilakukan perubahan
4.  Memilih teknik perubahan yang sesuai untuk mencapai tujuan
5.  Merencanakan implementasi untuk perubahan
6.  Mengimplementasikan perencanaan perubahan
7.  Mengevaluasi perubahan dan tindak lanjut

F.       Ciri-Ciri Pengembangan Organisasi

Pengembangan organisasi yang efektif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
·         Merupakan strategi terencana dalam mewujudkan perubahan organisasional, yang memiliki sasaran jelas berdasarkan diagnosa yang tepat dan akurat tentang permasalahan yang dihadapi oleh suatu organisasi.
·         Merupakan kolaborasi antara berbagai pihak yang akan terkena dampak perubahan yang akan terjadi terhadap suatu organisasi.
·         Menekankan cara-cara baru yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh organisasi dan semua satuan kerja dalam organisasi.
·         Mengandung nilai humanistik dimana pengembangan potensi manusia menjadi bagian terpenting.
·         Menggunakan pendekatan komitmen sehingga selalu memperhitungkan pentingnya interaksi, interaksi dan interdependensi antara organisasi sau dengan organisasi yang lainnya.
·         Menggunakan pendekatan ilmiah dalam upaya meningkatkan efektivitas organisasi.
Apabila selama ini kita hanya mengenal pembelajaran pada tingkat individu dan kelompok, maka perkembangan manajemen telah mengenal pembelajaran organisasi (learning organization), yang secara sederhana dapat diartikan sebagai :
Organisasi yang secara terus menerus melakukan perubahan diri agar dapat mengelola pengetahuan lebih baik lagi, memanfaatkan tekhnologi, memberdayakan sumber daya, dan memperluas area belajarnya agar mampu bertahan di lingkungan yang selalu berubah.

G.     Metode Pengembangan Organisasi.

Dalam kegiatan pengembangan organisasi terdapat berbagai macam metode yang pada dasarnya dikelompokan dalam dua macam, yaitu metode pengembangan perilaku, dan metode pengembangan keterampilan dan sikap.
1.       Metode Pengembangan Perilaku, meliputi :

·         Jaringan Manajerial (Managerial Grid)
Jaringan manajerial atau kisi manajerial (managerial grid), disebut juga latihan jaringan (grid training), adalah suatu metode pengembangan organisasi yang di dasarkan jaringan manajerial. Teori ini di pelopori oleh Robert Blake dan Jane Mouton. Dalam metode ini dikenal dua dimensi dua perilaku pimpinan, yaitu perilaku pimpinan yang memusatkan perhatian pada produksi, dan perilaku pimpinan yang memusatkan eprilakunya pada orang. Dari segi intensitasnya, seorang pimpinan mungkin dapat menerapkan sekaligus dua perilaku tersebut dalam intensitas yang sama atau berbeda.

·         Latihan Kepekaan
Latihan kepekaan (sensitifity training) merupakan latihan dengan kelompok. Oleh karena itu metode ini di namakan pula metode T-groupe (T= Training). Dalam metode ini yang di maksud dengan kepekaan adalah kepekaan terhadap diri sendiri dan terhadap hubungan diri sendiri dengan orang lain. Metode ini berlandaskan pada anggapan bahwa kesulitan untuk berprestasi di sebabkan oleh adanya persoalan emosional dari kelompok orang-orang yang harus mencapai tujuan. Metode ini beranggapan bahwa apabila persoalan emosional itu dapat di atas maka dengan sendirinya kesulitan untuk beradaptasi dapat di hilangkan.

·         Pembentukan Tim
Pembentukan Tim (Team Feedback) adalah suatu metode yang berusaha mengumpulkan data-data dari para anggota organisasi. Data itu meliputi data-data yang berhubungan dengan tingkah laku,sikap,serta berbagai perasaan lain yang ada pada diri setiap anggota organisasi. Data-data yang telah dikumpulkan kemudian di susun dan di kembangan kepada para anggota organisasi yang telah di survai untuk didiskusikan. Dari hasil diskusi akan di perpleh umpan balik (feedback) dari para anggota organisasi yang telah di survey, apakah perlu di adakan perubahan atau tidak.

·         Umpan Balik Survei
adalah suatu metode yang berusaha mengumpulkan data-data dari para anggota organisasi. Data itu meliputi data-data yang berhubungan dengan tingkah laku, sikap, seta berbagai perasaan lain yang ada pada diri setiap anggota organisasi.

2.       Metode Pengembangan Ketrampilan dan Sikap
Metode ini merupakan suatu program latihan yang dilaksanakan secara terus-menerus dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap para anggota organisasi. Metode pengembangan ketrampilan dan sikap ini meliputi :
·         On The Job Training
Latihan ditempat kerja (on the job training ) ialah latihan kerja ditempat kerja yang sebenarnya. Latihan ini melatih anggota organisasi untuk menjalankan pekerjaan-pekerjaan dengan lebih efisien. Didalam latian ini instruksi- instruksi diberikan langsung kepada anggota organisasi ditempat kerjaanya, baik yang bersifat kerja sama maupun yang  bersifat perseorangan. Dengan latihan ini diharapkan para anggota organisasi lebih mampu menjalankan dan lebih menguasai pekerjaannya.

·         Job Instruction Training
Adalah dengan memberikan petunjuk-petunjuk pekerjaan secara langsung pada pekerjaan dan terutama digunakan untuk melatih para karyawan tentang cara-cara pelaksanaan pekerjaan sekarang. Pada metode ini didaftarkan semua langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pekerjaan sesuai dengan urutannya.

·         Of The Job Training
Metode off the job adalah pelatihan yang menggunakan situasi di luar pekerjaan. Dipergunakan apabila banyak pekerja yang harus dilatih dengan cepat seperti halnya dalam penguasaan pekerjaan, di samping itu juga apabila pelatihan dalam pekerjaan tidak dapat dlakukan karena sangat mahal.

·         Lecture
Merupakan metode pelatihan dengan memberikan kuliah atau ceramah dalam rangka penyampaian informasi-informasi yang dibutuhkan petatar Metode ini mengeluarkan biaya yang tidak tinggi, namun kelemahannya adalah peserta kurang partisipasi dan kurang respon.

·         Video Presentation
Adalah prestasi yang dilakukan melalui media televisi, film, slides dan sejenisnya serupa dengan bentuk lecture.

·         Role Playing
Merupakan suatu permainan peran yang dilakukan oleh peserta untuk memainkan berbagai peran orang tertentu dan diminta untuk menanggapi para peserta lain yang berbeda perannya. Teknik ini dapat mengubah sikap peserta, seperti misalnya: menjadi lebih toleransi terhadap perbedaan individual dan juga dapat mengembangkan ketrampilan-ketrampilan antar pribadi.

·         Case Study
Merupakan metode pelatihan dimana para peserta pelatihan dihadapakan pada beberapa kasus tertulis dan diharuskan memecahkan masalah-masalah tersebut.

·         Simulation
Simulasi merupakan suatu situasi atau kejadian yang ditampilkan semirip mungkin dengan situasi yang sebenarnya, tetapi hanya merupakan tiruan saja dan para pelatihan harus memberikan respon seperti dalam kejadian yang sebenarnya. Jadi simulasi merupakan suatu teknik untuk mencontoh semirip mungkin terhadap konsep sebenarnya dari pekerjaan yang akan dijumpai.

·         Self Study
Merupakan teknik yang menggunakan modul-modul tertulis dan kaset-kaset atau video tape rekaman dan para peserta hanya mempelajarinya sendiri. Teknik ini tepat digunakan apabila jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan dalam jumlah yang besar, pada karyawan tersebar di berbagai lokasi yang berbeda-beda dan sulit mengumpulkan para karyawan sekaligus untuk bersama-sama mengikuti program pelatihan tertentu.

·         Programmed Learning
Dalam metode ini, diberikan beberapa pertanyaan-pertanyaan dan para peserta pelatihan harus memberikan jawaban yang benar. Metode ini dapat juga melalui komputer yang sudah mempunyai program tersendiri agar para peserta dapat mempelajari dan memperinci selangkah demi selangkah dengan umpan balik langsung pada penyelesaian setiap langkah. Masing-masing peserta pelatihan dapat menetapkan kecepatan belajarnya.

·         Laboratory Training
Teknik ini adalah merupakan suatu bentuk latihan kelompok yang terutama digunakan untuk mengembangkan ketrampilan-ketrampilan antar pribadi. Latihan ini bersifat sensivitas, dimana peserta menjadi lebih sensitif terhadap perasaan orang lain dan lingkungan. Laboratory Training ini berguna untuk mengembangkan berbagai perilaku bagi tanggung jawab pekerjaan di waktu yang akan datang.


·         Vestibule Training

Merupakan pelatihan yang dilakukan dalam suatu ruangan khusus yang terpisah dari tempat kerja biasa dan disediakan jenis pelaralatan yang sama seperti yang akan digunakan pada pekerjaan sebenarnya. Latihan ini berguna sebagai pendahuluan dari latihan kerja.