Kamis, 06 Oktober 2016

Review Film "Ex Machina" dan Keterkaitanya dengan Interaksi Manusia dan Komputer




Ex Machina adalah film sci-fi yang mengambarkan lebih jauh tentang kecerdasan buatan dan bagaimana posisi mereka di dalam dunia manusia dan apa yang terjadi jika kecerdasan buatan tersebut memiliki keyakinan bahwa mereka juga manusia dan memiliki keinginan bertahan hidup yang sama dengan manusia, hal ini yang ingin diangkat oleh sang sutradara yaitu Alex Garland. Film ini merupakan film bertema A.I. (Artificial Intelligence) yang bagi banyak orang merupakan film paling akurat hingga saat ini, baik secara logika maupun emosional.

Film ini menceritakan tentang seorang programmer yang bernama Caleb yang memenangkan sebuah kompetisi di sebuah perusahaan mesin pencari paling popular yang bernama Bluebook (Sejenis Google). Caleb mendapat hadiah yaitu ia di undang untuk datang ke fasilitas riset rahasia milik CEO-nya yaitu Nathan Oscar. Namun yang ia dapat bukanlah sebuah liburan, melainkan ia diharuskan mengevaluasi sebuah robot A.I yang bernama Ava yang dibuat oleh Nathan melalui test yang dinamakan Turing Test, yaitu sebuah test untuk menguji apakah ia memang sedang berinteraksi dengan seorang manusia atau sebuah komputer/robot.

Dari situlah, perkenalan awal Caleb dengan Ava di mulai. Dari pertemuan awal tersebut, Caleb hanya melontarkan pertanyaan-pertanyaan sederhana terkait siapa sesungguhnya jati diri Ava. Di balik layar, ada Nathan yang mengawasi dan selalu mencatat setiap perkembangan dari Ava. Semakin lama, Caleb semakin akrab dengan Ava. Sebagai ganti dari Caleb yang mencoba mencari tahu siapa dirinya, Ava pun ingin tahu lebih banyak lagi mengenai Caleb.

Karakter Ava sendiri digambarkan begitu sempurna dengan kemampuannya yang benar-benar mendekati manusia. Mulai dari cara ia bertanya dengan pertanyaan yang mengintimidasi Caleb, hingga bagaimana ia memilih pakaian yang tepat untuk ia pakai. Kemampuannya dalam mengolah segala pengetahuan berasal dari sinkronisasi otaknya dengan Blue Book.

Di film Ex Machina ini, unsur teknologi adalah salah satu unsur yang paling penting selain interaksi antara Caleb dengan Ava. Film ini memakai set lokasi di rumah Nathan yang berada di tengah hutan, rumah ini adalah rumah yang sangat terintegrasi dengan teknologi tingkat tinggi, contoh adalah rumah tersebut dapat mematikan dan menyalakan lampu hanya dengan perintah suara, dan juga sistem keamanannya yang harus memakai kartu khusus untuk memasuki setiap ruangan dan setiap kartu memiliki hak akses yang berbeda, selain itu juga ketika terjadi mati lampu, maka seluruh pintu akan otomatis terkunci guna meningkatkan keamanan di rumah tersebut. Contoh tersebut adalah sebagian dari interaksi manusia dan komputer.

Selain hal tersebut, interaksi manusia dan komputer yang paling utama dan merupakan fokus di film ini adalah interaksi antara manusia dan robot A.I. yaitu antara Caleb dan Ava melalui Turing Test tersebut. Disini, Ava yang notabene nya adalah kecerdasan buatan yang sangat menggambarkan keindahan teknologi, memiliki kemampuan komunikasi yang sangat baik hingga suatu titik dimana Ava dapat memanipulasi emosi Caleb yang berinteraksi dengannya dengan memanfaatkan berbagai aspek seperti psikologis hingga seksualitas untuk mencapai tujuannya.



Kesimpulan :

Film Ex Machina ini merupakan sebuah film bergenre sci-fi yang psikologis. Di dalamnya terdapat beberapa aspek yang dapat memberi tahu kita bahwa kecerdasan buatan bukanlah suatu hal yang mustahil. Film ini juga seakan memberi tahu kita bahwa suatu saat nanti, tidak menutup kemungkinan dimana akan ada robot-robot yang mempunyai kinerja seperti manusia, seperti contoh dapat berinteraksi dan juga memiliki rasa empati. Di film ini juga mengajarkan kita sebagai manusia untuk tidak boleh bersifat egois dalam mencari atau membuat suatu kecerdasan buatan, karena dapat berakibat fatal untuk dunia dan masa depan.